Saya yakin bahwa Anda sering mendengar nasihat: “Jadilah dirimu sendiri”.
Entah bagaimana Anda menyikapinya, kerana bagi saya, itu bererti hidup apa adanya. Menjadi diri sendiri sesuai dengan keadaan, kondisi, sarana, mental dan spiritual seadanya. Dengan kata lain hidup tidak perlu macam-macam. Jadilah orang biasa saja seperti apa adanya kamu sekarang. Bukankah seperti itu pemahamannya?
Atau mungkin juga yang dimaksud pesan tersebut adalah: Menjadi diri sendiri, sesuai dengan karakter serta jiwa yang sudah ada pada diri masing-masing individu. Namun jika memang seperti itu, siapa yang dapat menunjukkan tentang karakter Anda? Siapa yang dapat memberitahu jalan hidup Anda? Siapa yang dapat memperlihatkan masa depan Anda kelak? Bagaimana awal langkah untuk bisa menjadi diri sendiri?
Bertahun-tahun sudah saya jalani untuk menjadi diri sendiri, namun apa yang saya peroleh hanya keraguan, kebimbangan; akan jadi apa saya 5, 10 atau 20 tahun yang akan datang? Mungkin Anda juga termasuk dalam golongan orang-orang yang “belum menjadi diri sendiri”. Kita terbiasa mengerjakan apa yang biasa kita kerjakan, maka kita juga mendapatkan apa yang biasa kita dapatkan. Untuk itu, Lakukan hal yang luar biasa (seperti judul buku karangan Eni Kusuma: “Anda Luar Biasa”), maka Anda akan mendapatkan sesuatu yang luar biasa pula.
Kerana manusia hidup, bukan sebagaimana adanya, melainkan bagaimana seharusnya.
Jangan jadi diri sendiri, Jadilah Peniru!
Hal yang menjadi dasar manusia dalam belajar adalah “sifat peniru”. Tuhan memberikan cahaya melalui matahari, manusia menirunya dengan membuat lampu. Tuhan buat hutan, manusia membuat taman. Tuhan tegakkan gunung-gunung sebagai tempat tinggal flora dan fauna, manusia ciptakan gedung-gedung. Tuhan ciptakan lapisan luar dari buah-buahan seperti: pisang, semangka, jeruk, kelapa; sebagai pembungkus yang sangat berkualiti, maka manusia ciptakan plastik. Tuhan ciptakan burung, manusia ciptakan pesawat. Sistem sonar pada ikan lumba-lumba ditiru manusia. Pelukis meniru dari apa yang dilihatnya, dan masih banyak lagi contoh yang membuktikan bahawa kita belajar dengan meniru.
Meniru bukanlah merompak. Jika Anda mengambil tulisan orang lain dan mengakuinya sebagai buah karya Anda (Plagiat), itu merompak; bukan meniru! Jika Anda mengambil idea orang lain, lalu membuatnya sama persis, itu mencuri! Anda bisa saja mengambil mutiara dari kerang, lalu menunjukkan pada orang-orang yang tinggal di gunung, di mana mereka tidak pernah tahu tentang laut, kemudian Anda menyatakan bahawa mutiara itu Anda buat sendiri. Mungkin mereka percaya. Tapi sampai kapan? Anda tidak bisa memproduksi mobil memakai nama Anda, dengan meniru desain dari Toyota misalnya, kerana orang akan tahu; produk Anda tidak akan laku dan itu menciplak, bukan meniru! Meniru adalah kegiatan mencontoh dari apa yang kita lihat, rasakan dan pelajari, untuk kemudian diperbaharui. Seiring waktu proses belajar yang Anda jalani, maka akan timbul dan lambat laun tercetak jelas warna dari karakter Anda sendiri.
Sebagai contoh: Sebagai penulis baru, Anda menulis dengan meniru gaya penulisan, teknik penulisan, format penulisan, bahkan mungkin di tahap awal Anda juga meniru pola pemikiran penulis idola Anda; bukan menciplak atau merompak! Sejalan dengan proses belajar menulis tersebut, Anda akan menemukan jiwa yang cocok dalam teknik menulis, akan Anda temukan nyawa tulisan Anda, dan akan Anda sedari bahawa ternyata Anda berbeza! Anda luar biasa!
Meniru “Sang Idola”, menggenggam kejayaan
Saat ini banyak orang yang masih belum tahu, bila cita-citanya terwujud. Banyak yang belum bisa dan bingung mengenai langkah-langkah yang harus ditempuh untuk meraih tujuannya; lebih parah lagi masih ada orang yang belum tahu hendak jadi apa, apa cita-citanya, gelap dengan tujuan hidupnya.
Salah satu hal paling mudah untuk menentukan cita-cita atau tujuan hidupn di masa depan, adalah kesukaan atau kegemaran (hoby). Jika Anda menyukai berdagang, jadilah pedagang yang sukses. Jika kegemaran Anda berminat dengan komputer, jadilah ahli di bidangnya. Jika Anda merasa damai dengan melukis, mendesain; jadilah Pelukis atau desainer. Dan jika Anda bangga menulis kerana yakin tulisan Anda akan membantu banyak orang, idea Anda dapat dimanifestasikan orang lain meski di suatu saat, dan Anda masih tetap “hidup” meski telah tiada, maka jadilah penulis. Jadilah apa saja yang sesuai dengan kegemaran Anda. Kerana orang yang melakukan kegemarannya sekaligus sebagai profesion pekerjaannya, dia akan jauh lebih berhasil dibandingkan orang yang melakukan kerja kerana terpaksa.
Langkah selanjutnya Anda cukup mencari idola, siapa yang Anda kagumi. Kemudian pelajari hal-hal yang membuat idola Anda tersebut bisa sukses, lalu tirulah! Tiru saja apa-apa yang menjadi langkah keberhasilannya, tiru semangatnya, tiru mental berfikirnya. Jangan buang percuma energy mental Anda untuk hal yang tidak ada hubungannya dengan tujuan Anda.
Anda akan menemukan bahawa apa-apa yang Anda tiru dan berhasil untuk sang idola, ternyata dapat lebih berhasil lagi dengan sentuhan peribadi. Kerana kita semua tahu, bahawa apa yang baik dan berhasil dilakukan orang lain, belum tentu sukses untuk diri Anda. Di sini Anda akan temukan kekurangan ataupun kelebihan dari formula idola Anda. Anda cukup menambahkan, mengurangi atau mengganti idola dengan idola lain yang sama bidangnya.
Keuntungan lain dari meniru sang idola adalah waktu. Waktu yang ditempuh oleh idola Anda untuk sukses, bisa jadi sebagai waktu yang panjang, kesabaran, juga jerih payah yang berlanjutan, hingga ia dapat menemukan cara yang tepat atau teknik yang langsung ke sasaran. Sedangkan dengan meniru, Anda sudah tahu ilmunya, dapat membaca langkahnya dan cukup menambahkan atau mengurangi dari apa-apa yang tinggal kita ikuti, kita tiru. Selanjutnya, perkembangan karakter yang menunjukkan bahawa Anda beza, Anda luar biasa; tidak menjadi fikiran maupun halangan, kerana itu terjadi dengan sendirinya selama proses Anda belajar dengan meniru. Bahkan mungkin tanpa sedar Anda sudah menjadi diri sendiri yang berbeza dengan sang idola.
Jadi bagaimana? Cukupkah menjadi diri sendiri? Itu ertinya Anda terima keadaan sekarang, terima kenyataan bahawa setelah lahir, besar, sekolah, kerja, menikah kemudian punya anak dan.. mati! Atau jangan menjadi diri sendiri? Dengan meniru idola, mengikuti langkah-langkahnya dengan menjadikan idola Anda sebagai guru sekaligus rival. Anda menjadi seorang pembelajar, dengan menjadikan orang yang Anda kagumi, sebagai kelinci percubaan Anda yang telah berhasil menjalani eksperimen, atau percubaan-percubaan dalam mencari tujuan hidup.
Tidak perlu takut dengan fikiran bahawa Anda akan menjadi sama dengan idola Anda. Kerana Tuhan menciptakan masing-masing individu berbeza satu dengan lainnya, bahkan jika Anda ternyata saudara kembar dari idola Anda, maka Anda tetap Individu yang berbeza.
Jadilah peniru untuk menjadi diri sendiri, bukan langsung menjadi diri sendiri!
Hasil tulisan :
Fauzul Na'im Ishak
No comments:
Post a Comment